WELCOME

WELCOME

Sabtu, 16 November 2013

Cerpen - Aku diantara dua pilihan - Episode 2

“ Aku ga kenapa- kenapa kok, tadi sempat ada orang yang menyebalkan menelpon aku” Oh iyaa Dilan , maaf yaa aku ga bisa lama- lama dirumah kamu, ada urusan mendadak jadi aku harus pergi sekarang “ Aku berbicara dengan adit sangat lembut karena aku harus menahan tangis.

“ Pergi kemana ? Aku anterin yaa ?” Tawaran yang selalu diberikan padaku, aku tahu Dilan pasti tidak mau aku kenapa- kenapa apalagi melihat aku pulang dalam keadaan sedih.

“ Aku pergi sendiri aja, lagian ga enak masih ada teman- teman kamu disini. Mereka juga pasti mau merayakan ulang tahun kamu juga. Yaudah sekarang tolong kamu anterin aku ke Ibu kamu, aku mau pamit.” Akhirnya Dilan mengantarkan aku pada mamanya, saat itu juga aku langsung pamit. Ibu Dilan menanyakan mengapa aku pulang terlebih dahulu, aku tidak mau terlalu jujur karena ini masalah pribadiku dan masa laluku.

Dilan  mengantarkan ku sampai aku naik angkot, dia mungkin merasa aneh kenapa aku tiba- tiba bilang mau pergi setelah menerima telepon dari lelaki itu. Maafkan aku Dilan , aku telah membohongi kamu untuk masalah ini. Aku tidak mau melibatkan kamu dalam masalah ini walaupun aku tahu kalo kamu ikut menemaniku mungkin aku bisa lebih aman tapi aku juga tidak mau kamu terpancing emosi kalau kamu bertemu dengannya.

Setengah jam kemudian aku sampai di salah satu mall terbesar dan terkenal di Bogor. Aku membaca lagi pesan singkat dari Guntur untuk menemuiku di mall ini. Awalnya aku tidak mau bertemu dengannya, tetapi aku lebih memilih untuk menemuinya agar masalah semuanya selesai. Kaki aku pun melangkah ke foodcourt, disitu aku melihatnya duduk sendiri sambil minum es cappuchino yang juga kesukaanku. Jujur, aku sangat merindukan lelaki ini tetapi aku tidak boleh mengingat masa lalu aku yang pernah dicampakkan olehnya. Aku menghampirinya dan aku berlagak sok judes.

“ Mau ngomong apalagi ? Bukannya semua sudah selesai ? Aku sama kamu ga pernah ada hubungan. Kita cuma seorang wanita dan lelaki yang hanya ditakdirkan untuk bertemu tetapi tidak diizinkan untuk bersama. “

“ Iyaa git, aku mengerti, aku tahu dulu aku salah. Aku terlalu takut untuk mengatakan kalau aku sayang sama kamu dan aku sudah bertahun- tahun menyesalinya. Aku sudah mencari informasi tentang kamu dari siapapun tetapi banyak yang tidak mengetahui pasti dimana kamu tinggal”

“ Tur, tolong yaa aku ga mau membahas itu. Aku kesini hanya untuk menjelaskan dan memperingatkan kamu untuk tidak mendekati aku lagi apalagi meminta lebih dari sekedar teman. Karena seperti yang kamu tahu aku sudah mempunyai kekasih yang jauh lebih baik dan lebih menyayangi aku jadi aku mohon sama kamu mulai detik ini jangan pernah hubungi aku lagi.” Aku langsung bangun dari tempat duduk ku dan beranjak pergi meninggalkan tempat itu.

Namun niat aku untuk pergi dari tempat dimana Guntur duduk batal karena Guntur memegang tangan aku dan menangis memohon padaku agar aku bisa memaafkannya.

“Git, aku mohon maafkan aku. Aku tahu aku salah dan aku sadar akan hal itu. Aku janji ga akan mengulanginya lagi.”

“Gitaaa......” aku dan Guntur kaget dan penasaran dengan suara siapa itu. Aku menoleh kebelakangku dan aku melihat Dilan sedang berdiri tepat dibelakang kami duduk. Aku langsung gugup, aku takut Dilan salah paham tentang semua ini.

“ Dilan , ini semua bukan seperti yang kamu lihat. Aku sama dia ga ada hubungan apa- apa, aku mohon jangan marah sama aku, ini semua salah paham.” Aku berusaha meyakinkan Dilan bahwa tidak ada apa- apa diantara aku dan Guntur.

Akhirnya aku, Dilan dan Guntur berkumpul disatu meja dan aku mencoba menjelaskan semua masa lalu aku kepada Dilan . Untungnya Guntur tidak lagi memohon kepadaku untuk menjadi kekasihnya lagi karena dia tahu kalau aku dan Dilan sudah berpacaran selama 3 tahun.


Dilan  mengerti dengan semua penjelasan yang awalnya salah paham ini, dia bisa menerimanya asalkan Guntur tidak mengganggu hubungan kami lagi. Aku bisa melihat wajah Dilan yang tegar karena aku tahu sebenarnya Dilan cemburu tetapi dia tidak memperlihatkannya. Guntur akhirnya juga mengerti dan dia berusaha untuk melupakanku lagi dari kehidupannya. Akhirnya, masalah ini selesai di satu meja kecil ini. Aku janji  tidak akan mengingat masa lalu aku lagi saat aku berpacaran dengan Dilan.

****SELESAI****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar