WELCOME

WELCOME

Sabtu, 01 November 2014

Tell Your Story

Terlalu lebay, kata- kata yang pantas untukku. Mungkin bagi mereka, aku terlalu berlebihan atas semua sikap kekasihku akhir- akhir ini. Semua sudah aku jalani dengan sabar walau terkadang aku harus merelakan hatiku terluka. Aku dan dia memang menjalani hubungan jarak jauh, tugasku adalah menunggunya yang seolah tanpa disadari aku harus menahan semua perasaan cemburuku ketika kita dipisahkan oleh jarak. Teman, iyaa teman yang membuat kita lupa akan segalanya. Aku merasakan bahwa aku mulai disekiankan oleh kekasihku sendiri. aku tidak menyalahkan mereka yang berteman dengan kekasihku, mereka berhak memiliki kekasihku tetapi dalam batas wajar. Aku juga tidak melarang kekasihku berteman dengan siapa saja dan aku juga tidak memaksa dia untuk selalu memberi kabar padaku. Aku tahu sesibuk apapun seseorang karena pengaruh teman atau pekerjaan, jika memang dia menyayangi kita, dia tidak akan membuat kita menunggu karena dia sadar betapa berartinya kita baginya.

Hari berganti hari, perasaanku mulai campur aduk antara sedih dan tidak peduli atas semua yang sudah terjadi. Aku merasakan ada sesuatu yang berubah, entah pada diriku atau kekasihku. Bukannya aku diam dan bersikap seolah tidak terjadi apa- apa atas perubahan dalam hubungan kita, aku takut jika aku mulai berbicara dan mengungkapkan curahan hati aku padanya, hubungan aku dengan kekasihku bukannya membaik malah semakin memburuk. Karena apa ? karena aku tahu apapun yang aku katakan selalu dipandang negatif olehnya. Aku hanya mengungkapkan perasaan yang mengganjal dalam hati bukan untuk menyalahkan dia.  Aku rindu dia yang dulu, aku rindu kita yang dulu.

Bagaimana tanggapan kalian ? Apa aku masih tergolong wanita yang selalu menganggap sesuatu berlebihan atas masalah yang akhir- akhir ini terjadi pada hubungan aku dengan kekasihku ? Lalu, wanita mana yang tidak cemburu jika melihat kekasihnya memajang foto dengan wanita- wanita lain dan tampak sangat bahagia ? Bandingkan denganku, di waktu yang sama dia berbahagia dengan teman wanitanya, sedangkan aku disini menunggu kabar darinya. Bagaimana perasaan kalian seandainya jadi aku ? Sedih ? Tentu, merasa tidak dihargai dan tidak dianggap. Aku pikir dengan sedikit menyindir foto itu bisa membuat dia mengganti dengan segera foto profilnya, tetapi tidak foto itu masih bertahan selama 1 hari. Aku terlalu sering berpikir positif tentang dia, bagaimana dia dengan teman- temannya di kampus, tetapi apa ? Ketika aku sudah memberikan kepercayaan penuh padanya, justru kepercayaan itu dibuang begitu saja.

Seandainya dia tahu dan mengerti, betapa pentingnya komunikasi disaat terpisah jarak. Siapapun pasti pernah berpikir negatif tentang kekasihnya saat jauh. Apalagi dalam satu hari tidak menerima kabar darinya. Perasaan takut, cemas, khawatir pasti pernah hinggap dalam pikiran seseorang jika sang kekasih tidak menghubunginya. Satu hari, dua hari atau tiga hari mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi bagaimana sikapnya yang seperti itu diulang- ulang terus ? Apa perasaan takut, cemas, dan khawatir masih ada dalam pikiran kalian ? Tentu tidak kan ? Perlahan aku mulai kecewa, cemburu, kesal dan marah jika sikapnya tidak berubah. Itu yang sedang aku rasakan. Bukannya aku tidak mengerti, aku diam karena aku berusaha memahami kesibukannya. Aku menerima perlakuannya padaku jika masih dalam waktu yang sebentar, tetapi saat ini kejadiaannya sudah lebih dari sebentar. Hampir seminggu lebih, bagiku ini waktu yang lama. Aku sempat berpikir aku ingin menyerah, tetapi aku tahu jika aku menyerah aku akan terlihat lemah walaupun dia tidak akan mengerti juga bagaimana rasanya menunggu.

Wanita mana yang tidak terluka hatinya, jika sang kekasih berusaha membahagiakan wanitanya dengan kebohongan ? Untuk apa dia mengatakan bahwa dia merindukan kita padahal jelas- jelas kita tahu bahwa dia sedang berbohong. Tetapi setidaknya dia bisa mengerti posisi aku sebagai kekasihnya. Aku yang tahu dia mulai berubah tentu terkejut saat mendengar dia merindukan aku. Merasa terbohongi, tentu aku menganggap bahwa aku hanya dijadikan pelampiasan atas kesepiannya. Aku dianggap seperti sebuah barang, ketika barang itu masih baru dia selalu ada untukku. Tetapi, jika barang itu sudah rusak, maka aku akan dilupakan olehnya. Berlebihan memang, tetapi ini yang aku alami.


Aku tidak pernah menuntut atau meminta apapun darinya, aku hanya ingin keikhlasannya menerima aku apa adanya. Aku tahu banyak kekurangan yang aku miliki dan tidak ada satupun kelebihan dari diriku yang bisa menarik perhatian dari lelaki manapun. Aku sadar, aku tidak cantik, tidak tinggi, tidak memiliki kulit yang putih dan mulus, tidak pintar dan masih banyak kelebihan yang dimiliki wanita lain tidak terdapat dalam diri aku. Tapi inilah aku, aku bangga menjadi diriku sendiri. Aku mensyukuri pemberian Allah padaku karena menurut aku tidak ada manusia yang sempurna dan hanya satu pintaku, terima aku apa adanya dan jangan pernah bandingkan aku dengan wanita manapun karena aku dengan mereka jelas berbeda. Jika memang kekasihku menginginkan wanita yang sempurna, aku mundur. Tetapi jika dia menginginkan yang setia, aku yakin selama dia bisa membuat aku merasa nyaman dan bahagia dengannya, aku tidak berpaling darinya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar