Terlalu
lebay, kata- kata yang pantas untukku. Mungkin bagi mereka, aku terlalu
berlebihan atas semua sikap kekasihku akhir- akhir ini. Semua sudah aku jalani
dengan sabar walau terkadang aku harus merelakan hatiku terluka. Aku dan dia
memang menjalani hubungan jarak jauh, tugasku adalah menunggunya yang seolah
tanpa disadari aku harus menahan semua perasaan cemburuku ketika kita
dipisahkan oleh jarak. Teman, iyaa teman yang membuat kita lupa akan segalanya.
Aku merasakan bahwa aku mulai disekiankan oleh kekasihku sendiri. aku tidak
menyalahkan mereka yang berteman dengan kekasihku, mereka berhak memiliki
kekasihku tetapi dalam batas wajar. Aku juga tidak melarang kekasihku berteman
dengan siapa saja dan aku juga tidak memaksa dia untuk selalu memberi kabar
padaku. Aku tahu sesibuk apapun seseorang karena pengaruh teman atau pekerjaan,
jika memang dia menyayangi kita, dia tidak akan membuat kita menunggu karena
dia sadar betapa berartinya kita baginya.
Hari
berganti hari, perasaanku mulai campur aduk antara sedih dan tidak peduli atas
semua yang sudah terjadi. Aku merasakan ada sesuatu yang berubah, entah pada
diriku atau kekasihku. Bukannya aku diam dan bersikap seolah tidak terjadi apa-
apa atas perubahan dalam hubungan kita, aku takut jika aku mulai berbicara dan
mengungkapkan curahan hati aku padanya, hubungan aku dengan kekasihku bukannya
membaik malah semakin memburuk. Karena apa ? karena aku tahu apapun yang aku
katakan selalu dipandang negatif olehnya. Aku hanya mengungkapkan perasaan yang
mengganjal dalam hati bukan untuk menyalahkan dia. Aku rindu dia yang dulu, aku rindu kita yang
dulu.
Bagaimana
tanggapan kalian ? Apa aku masih tergolong wanita yang selalu menganggap sesuatu
berlebihan atas masalah yang akhir- akhir ini terjadi pada hubungan aku dengan
kekasihku ? Lalu, wanita mana yang tidak cemburu jika melihat kekasihnya
memajang foto dengan wanita- wanita lain dan tampak sangat bahagia ? Bandingkan
denganku, di waktu yang sama dia berbahagia dengan teman wanitanya, sedangkan
aku disini menunggu kabar darinya. Bagaimana perasaan kalian seandainya jadi
aku ? Sedih ? Tentu, merasa tidak dihargai dan tidak dianggap. Aku pikir dengan
sedikit menyindir foto itu bisa membuat dia mengganti dengan segera foto
profilnya, tetapi tidak foto itu masih bertahan selama 1 hari. Aku terlalu
sering berpikir positif tentang dia, bagaimana dia dengan teman- temannya di
kampus, tetapi apa ? Ketika aku sudah memberikan kepercayaan penuh padanya,
justru kepercayaan itu dibuang begitu saja.
Seandainya
dia tahu dan mengerti, betapa pentingnya komunikasi disaat terpisah jarak.
Siapapun pasti pernah berpikir negatif tentang kekasihnya saat jauh. Apalagi
dalam satu hari tidak menerima kabar darinya. Perasaan takut, cemas, khawatir
pasti pernah hinggap dalam pikiran seseorang jika sang kekasih tidak
menghubunginya. Satu hari, dua hari atau tiga hari mungkin masih bisa
dimaklumi. Tapi bagaimana sikapnya yang seperti itu diulang- ulang terus ? Apa
perasaan takut, cemas, dan khawatir masih ada dalam pikiran kalian ? Tentu
tidak kan ? Perlahan aku mulai kecewa, cemburu, kesal dan marah jika sikapnya
tidak berubah. Itu yang sedang aku rasakan. Bukannya aku tidak mengerti, aku
diam karena aku berusaha memahami kesibukannya. Aku menerima perlakuannya
padaku jika masih dalam waktu yang sebentar, tetapi saat ini kejadiaannya sudah
lebih dari sebentar. Hampir seminggu lebih, bagiku ini waktu yang lama. Aku
sempat berpikir aku ingin menyerah, tetapi aku tahu jika aku menyerah aku akan
terlihat lemah walaupun dia tidak akan mengerti juga bagaimana rasanya
menunggu.
Wanita
mana yang tidak terluka hatinya, jika sang kekasih berusaha membahagiakan
wanitanya dengan kebohongan ? Untuk apa dia mengatakan bahwa dia merindukan
kita padahal jelas- jelas kita tahu bahwa dia sedang berbohong. Tetapi
setidaknya dia bisa mengerti posisi aku sebagai kekasihnya. Aku yang tahu dia
mulai berubah tentu terkejut saat mendengar dia merindukan aku. Merasa
terbohongi, tentu aku menganggap bahwa aku hanya dijadikan pelampiasan atas
kesepiannya. Aku dianggap seperti sebuah barang, ketika barang itu masih baru
dia selalu ada untukku. Tetapi, jika barang itu sudah rusak, maka aku akan
dilupakan olehnya. Berlebihan memang, tetapi ini yang aku alami.
Aku
tidak pernah menuntut atau meminta apapun darinya, aku hanya ingin
keikhlasannya menerima aku apa adanya. Aku tahu banyak kekurangan yang aku
miliki dan tidak ada satupun kelebihan dari diriku yang bisa menarik perhatian
dari lelaki manapun. Aku sadar, aku tidak cantik, tidak tinggi, tidak memiliki
kulit yang putih dan mulus, tidak pintar dan masih banyak kelebihan yang
dimiliki wanita lain tidak terdapat dalam diri aku. Tapi inilah aku, aku bangga
menjadi diriku sendiri. Aku mensyukuri pemberian Allah padaku karena menurut
aku tidak ada manusia yang sempurna dan hanya satu pintaku, terima aku apa
adanya dan jangan pernah bandingkan aku dengan wanita manapun karena aku dengan
mereka jelas berbeda. Jika memang kekasihku menginginkan wanita yang sempurna,
aku mundur. Tetapi jika dia menginginkan yang setia, aku yakin selama dia bisa
membuat aku merasa nyaman dan bahagia dengannya, aku tidak berpaling darinya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar